I.
Formula Tablet Naproksen
1. Naproksen
50 %
2. Kalsium
Sulfat Dihidrat NF 38 %
3. PVP
5 %
4. Mg.
Stearat 1 %
5. Croscarmellose
Sodium 3 %
6. Talk
3%
7. Etanol
Ad
II.
Monografi , Fungsi dan Alasan Pemilihan
Bahan
1. Naproksen
: Asam Propanoat
a. Rumus
Molekul : C14H14O3
b. Pemerian
: berwarna putih, hampir putih, serbuk kristal.
c. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan metanol.
d. Fungsi
: Zat Aktif.
e. Alasan
: merupakan golongan OAINS.
2. Kalsium
Sulfat Dihidrat : Calcium Sulfate Anhidrous
a. Rumus
Molekul : CaSO4 2H2O
b. Pemerian
: berwarna putih atau putih kecoklatan.
c. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol, larut dalam 375 bagian air dan 485 bagian
air bersuhu 100 derajat celcius.
d. Fungsi
: bahan pengisi.
e. Alasan
: merupakan bahan pengisi yang telah di gunakan secara luas untuk berbagai
bahan obat memiliki derajat kapasitas absorpsi yang tinggi terhadap minyak –
minyak.
3. PVP
: Povidonum Polyvidone
a. Rumus
Molekul : (C6N9NO)n
b. Pemerian
: halus putih krem putih berwarna tidak berbau atau hampir tidak berbau,
higroskopik.
c. Kelarutan
: paktis tidak larut dalam etanol dingin dan pada air dingin, pati langsung
mengembang dalam air panas.
d. Fungsi
: bahan pengikat
e. Alasan
: bahan pengikat yang paling di rekomendasikan jika kalsium sulfat dihidrat di
gunakan sebagai bahan pengisi bersifat insert dan memiliki keuntungan larut
dalam air dan etanol.
4. Mg.Stearat
: Magnesium Stearat
a. Rumus
molekul : C36H7OmgO4
b. Pemerian
: serbuk sanat halus, berwarna putih terang, sedikit berminyak jika di sentuh,
lengket di tangan.
c. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air. Sedikit larut dalam benzem
hangat dan etanol hangat.
d. Fungsi
: lubrikan
e. Alasan
: merupakan Boundary type lubrikan, memiliki andheren lebih baik dan lebih kuat
terhadap permukaan metal oksida di bandingkan fluid type lubricant.
5. Croscarmellose
Sodium
a. Rumus
Molekul : -
b. Pemerian
: silika uap submikroskopi dengan ukuran partikel kera 15nm serbuk armour,
tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih kebiru – biruan.
c. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan asam, kecuali hydrofluric
acid, larut dalam pelarut alkali hydroxide panas.
d. Fungsi
: disintegrant
e. Alasan
: memberikan sifat disolusi dan disentegrant yang sangat baik sekali, sehingga
meninggalkan bioaval labilitas formulasi.
6. Talk
: Talc
a. Rumus
Molekul : Mg3S14O10 (OH)2
b. Pemerian
: serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih keabu – abuan, tidak
berbau dan tidak berasa.
c. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam asam encer
d. Fungsi
: Glidant
e. Alasan
: karena talcum memiliki daya glidan dan anti adheran yang baik.
III.
Perhitungan dan Penimbangan Bahan
a. Perhitungan
Bobot 1 tablet 500 mg
1. Napoksen
50/100 X 500 = 250 mg
2. Kalsium
Sulfate Dihidrat NF
38/100 X 500 = 190 mg
3. PVP
5/100 X 500 = 25 mg
4. Mg.stearat
1/100 X 500 = 5 mg
5. Croscarmellose
Sodium
3/100 X 500 = 15 mg
6. Talk
3/100 X 500 = 15 mg
b. Penimbangan
1. Naproksen
250
mg
2. Kalsium
Sulfate Dihidrat NF 190 mg
3. PVP
25 mg
4. Mg.stearat 5 mg
5. Croscarmellose
Sodium 15 mg
6. Talk 15 mg +
500
mg
IV.
Cara Pembuatan
Tablet
ini di buat dengan cara Granulasi Basah
1. Naproksen
dengan Kalsium Sulfat Dihidrat NF di blending.
2. Larutkan
PVP dengan etanol sampai larut.
3. Tambahkan
larutan PVP sedikit demi sedikit secara spray dan campuran hingga di peroleh
massa yang baik.
4. Campurkan
di bentuk granul dengan menggunakan ayakan no 16.
5. Keringkan
granul dengan menggunakan lemari pengering.
6. Lakukan
IPC massa granul dan uji kadar air serta kadar lembab pemanasan.
7. Granul
di ayak kembali.
8. Masukan
Crosscarmellose Sodium dengan Mg.Stearat dan Talk di blending.
9. Lakukan
pencetakan tablet.
V.
Evaluasi Granul dan Tablet
a. Granul
1) Penetapan
Kadar air
Granul 2 gram di
timbang di simpan dalam piring dan di ratakan lalu di masukan ke dalam alat
moisture kalance, diamkan beberapa waktu hingga menunjukkan angka tetap
kemudian kadar air di baca pada saklar tetap, standar 2 %.
2) Penetapan
bobot jenis nyata BJ mampat
Kadar pemampatan dan
perositas sebanyak 100 gr granul serbuk di masukan dalam gelas ukur 250 ml di
catat volume di lakukan pengetukan dengan alat. Volume ketukan 10,50, 60, 70,
100 ketukan di ukur lalu di lakukan perhitungan kompersibiltas :
5-10 % :
sangat baik
11-20 % : cukup baik
21-25 % : aliran cukup
>26 % : aliran buruk
3) Kecepatan
aliran
Caranya :
·
Timbang kertas kosong
·
Alat di set di masukan ke dalam corong
·
Alat di hidupkan
·
Di catat waktu aliran
·
Kertas berisi granul di timbang
·
Aliran di hitung
Standar
kecepatan aliran < 10 detik aliran baik.
4) Sudut
istirahat
Caranya :
·
Timbang kertas kosong
·
Alat di set di masukan ke dalam corong
·
Alat di hidupkan
·
Di catat waktu aliran
·
Kertas berisi granul di timbang
·
Aliran granul di hitung puncak taburan,
lingkaran granul serta diameter
·
Sudut yang terbentuk dari taburan granul
antara bidang datar dan tinggi granul di hitung
Standar
sudut istirrahat
25-30
= sangat mudah mengalir
30-40
= mudah mengalir
40-45
= mengalir
>45
= kurang mengalir
b. Tablet
1) Organoleptik
Tablet di amati secara
visual dan di catat hasil pengamatan, pengamatan nya meliputi bentuk, bau,
warna, rasa.
2) Keseragaman
bobot
Di ambil 20 tablet
secara acak lalu di timbang masing – masing tablet, lalu di hitung bobot rata –
rata dan penyimpangan terhadap bobot rata – rata.
Bobot rata-rata
|
Penyimpanan bobot rata-rata (%)
|
|
A
|
B
|
|
25 mg atau kurang
|
15 %
|
30%
|
26 mg s/d 150 mg
|
10 %
|
20 %
|
151 s/d 300 mg
|
7,5 %
|
15 %
|
Lebih dari 300 mg
|
5 %
|
10 %
|
3) Keseragaman
ukuran
Di ambil 20 tablet
secara acak, lalu di ukur diameter tebal nya menggunakan jangka sorong lalu di
bandingkan dengan standar diameter yang seharus nya, dengan syarat : diameter < 3xtebal
>
Tebal 1,33
4) Kekerasan
Di ambil 20 tablet
secara acak lalu di ukur menggunakan hardness tester lalu di tentukan kekerasan
rata – rata dan standar deviasinya, di catat hasil nya.
Rata – rata dan standar
deviasi nya syarat :
Bobot tablet : sampai 300 mg (4 – 7 kg/cm2)
: 400 – 700 mg (5 – 12 kg/cm2)
5) Friasibilitas
Di ambil 20 tablet
secara acak lalu di bersihkan tablet satu persatu dengan sikat halus lalu di
timbang lau di masukan semua tablet ke dalam friasibilitas lalu di putar
sebanyak 100 putaran lalu di bersihkan kembali masing – masing tablet di
timbang kembali lalu di tentukan friasibilitasnya dengan syarat < 1 %.
6) Keseragaman
kandungan
Di ambil secara acak
lalu di tentukan kadar dari 10 tablet, satu persatu dengan metode yang sesuai,
lalu di tentukan 20 tablet sisanya lalu di bandingkan dengan syarat atau
ketentuan keseragaman tablet.
7) Uji
waktu hancur
Bejana di isi HCL 0,1 M
lalu di atur volume pada kedudukan tertinggi, lalu 6 tabung di masukan satu
persatu ke masing – masing tabung lalu keranjang di naik turunkan secara
teratur 30X tiap menit, lalu di catat waktu hancur hingga tidak ada bagian yang
tertinggal, dengan syarat 15 menit waktu hancur.
8) Uji
disolusi
Pembuatan medium
disolusi lalu pembuatan larutan zat aktif lalu di tentukan landa menggunakan
spektrofotometri lalu pembuatan kurva balu lalu di uji dengan metode paddle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar